Bagaimana AI Mengubah Cara Saya Memotret Produk Tanpa Kamera
Siang itu, meja makan saya penuh sesak. Ada botol parfum yang isinya tinggal separuh, beberapa bunga kering sisa buket kemarin, dan satu gelas kopi dingin yang saya lupa habiskan.
Saya sedang frustasi.
Besok saya harus upload katalog baru untuk produk handmade saya—aroma terapi berbentuk lilin unik dalam cangkir keramik. Tapi saya belum punya foto produk. Kamera? Nggak punya. Studio? Apalagi.
Dan itulah titik awal saya mulai kenal dengan satu hal kecil bernama prompt.
Awalnya saya cuma iseng buka ChatGPT, lalu saya ketik:
“Bisa bantu saya bikin prompt untuk gambar lilin aroma terapi?”
Dan dari situ, semesta terbuka. Saya pelajari bahwa kalau ingin hasil gambar dari AI (seperti DALL·E, Midjourney, atau Leonardo) terlihat profesional, saya harus spesifik, visual, dan punya arah estetika.
Saya Belajar Bahwa Prompt Itu Seperti Naskah Sutradara
Kamu nggak bisa bilang “foto lilin cantik.”
AI bukan cenayang. Dia butuh arahan seperti sutradara ke kameramen.
Misalnya, saya ubah jadi:
“Foto lilin aroma terapi di atas meja kayu, cahaya senja dari jendela, cangkir keramik gaya vintage, ada bunga lavender kering dan buku terbuka di sampingnya. Gaya warm rustic, untuk katalog produk handmade, rasio 4:5, soft focus.”
Dan boom!
Gambar yang keluar… seperti mimpi yang dikurasi Pinterest.
Ini Formula Prompt yang Saya Pakai (dan Selalu Bekerja):
[Jenis Produk] + [Latar/Setting] + [Aksen Visual] + [Pencahayaan] + [Mood/Gaya Visual] + [Kebutuhan Teknis]
Contohnya:
“Botol serum skincare dengan efek glow, latar belakang kamar mandi hotel mewah, cahaya pagi dari jendela, handuk putih di belakang, gaya clean dan premium, rasio 1:1.”
Atau:
“Cup kopi to-go di tangan anak muda, latar jalanan kota pagi hari, efek film aesthetic, uap masih mengepul dari kopi, gaya Gen Z minimalis.”
Prompt Bukan Sekadar Kata, Tapi Imajinasi Terstruktur
Saya mulai menganggap setiap produk itu punya cerita.
Kalau saya jual teh, maka saya harus bayangkan: teh ini disajikan untuk siapa? Di mana? Pagi atau malam? Dingin atau hangat?
Dari situ, prompt jadi mudah dibuat. Saya seperti menulis adegan film.
Dan bagian terbaiknya?
Saya nggak perlu kamera, lampu, atau properti mahal.
Cukup ide + prompt yang tepat, dan saya bisa buat 10 versi foto produk yang estetik dalam waktu 1 jam.
Penutup
Hari ini, meja makan saya masih berantakan.
Tapi sekarang saya tahu: di balik botol kosong dan bunga layu, ada ribuan kemungkinan visual yang bisa saya bangun. Dengan satu hal sederhana: prompt yang bercerita.
Kalau kamu pelaku UMKM, kreator, atau siapa pun yang butuh foto produk tanpa ribet—cobalah menulis prompt seperti kamu menyusun adegan film.
Karena produkmu layak punya panggung yang indah.
Dan kamu bisa menciptakannya—bahkan tanpa kamera.
Saya buat custom GPT untuk Anda yang ingin buat foto produk tanpa harus ribet buat prompt. Namanya FOODI. Tinggal jawab pertanyaan langsung jadi. Klik SHOP.